Harga emas melonjak 5,97% minggu lalu, ditutup pada $2,716.34, menandai kinerja mingguan terkuat sejak Maret 2023. Reli ini didorong oleh lonjakan permintaan safe-haven, ketegangan geopolitik, dan pergeseran ekspektasi suku bunga Federal Reserve.
Meningkatnya konflik Rusia-Ukraina merupakan faktor kuncinya, dengan serangan rudal dan kekhawatiran akan potensi eskalasi nuklir yang mendorong minat investor terhadap emas. Analis mencatat bahwa emas dan dolar AS menguat secara bersamaan, sebuah kejadian langka yang menyoroti intensitas aliran safe-haven selama seminggu.
Ekspektasi suku bunga Federal Reserve juga memainkan peran penting dalam reli emas. Pasar mengantisipasi peluang penurunan suku bunga The Fed pada bulan Desember sebesar 53%, membuat emas tetap menarik sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil. Data ekonomi AS yang beragam, termasuk klaim pengangguran yang kuat dan laporan manufaktur yang lemah, semakin membentuk sentimen dan menghambat penguatan dolar AS.
Ketegangan geopolitik diperkirakan akan terus mendorong harga emas lebih tinggi, dengan analis menargetkan $2.790 sebagai target utama berikutnya jika momentum terus berlanjut. Logam mulia telah meningkat sebesar 6% selama seminggu, menandai kenaikan satu minggu terkuat dalam dua tahun, dan mendekati level tertinggi sepanjang masa.
Ketika investor mencari aset-aset safe-haven, daya tarik emas kemungkinan akan terus berlanjut, terutama jika konflik Rusia-Ukraina terus meningkat. Dengan pasar emas yang mengalami pertumbuhan selama lima hari berturut-turut, masih harus dilihat apakah reli ini akan terus berlanjut, namun untuk saat ini, harga emas sedang mengalami kenaikan yang kuat.